Bully menurut gue adalah perbuatan yang tidak menyenangkan yang
dilakukan orang lain untuk menjatuhkan atau membuat mereka menjadi bahan
tertawaan. Bully memang kerap terjadi dilingkungan kita. Gue juga
pernah merasa menjadi korban bully. Dan sekarang gue sekedar bercerita saja pengalaman gue dulu. Whatever you'll trust it or not..
Gue waktu kecil...
waktu SD memang gue adalah korban bully abis-abisan. Sebelumnya gue sekolah di SD Margal*yu. Disana gue betah, punya teman baik semuanya dan guru juga sama baiknya. Tapi entah kenapa! munkin ini salah satu kesalahan terbesar dalam hidup gue. Gue memutuskan untuk pindah ke MI (Madrasah Ibtidaiyah) karena faktor apa gue juga lupa, oh iya gue kan orangnya kebluk banget kalau tidur. Jarak gue ke SD lumayan jauh, gue harus menempuh 2x tanjakan. Setiap hari gue kesiangan, solusi buat gue saat itu ya gue pindah ke MI, karena jaraknya sangat dekat, ada didepan rumah gue. Banyak sekali yang menyayangkan keputusan gue, Mulai dari Orang tua, Kakak, Guru SD, dan teman-teman SD pun semua menyesali keputusan gue. Sementara mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena gue kekeuh untuk pindah. Ternyata mereka semua benar, gue salah telah pindah. Tahun pertama gue di MI, disitu gue jadi korban bully, setiap hari gue dipalak. karena dikelas itu ada premannya, maksudnya ketua gank. Hampir semua anak laki-laki jadi anak buahnya. Tiap mau istirahat gue slalu dipalak 100 perak atau 200 perak, dulu uang segitu bisa buat jajan. Kalau gue gak ngasih mereka marah-marah tapi kalau gue ngasih ya gue jajan apa! Tapi ada salah satu dari anggota Bangkong *ketuagank(nama samaran) yang kelihatannya care sama gue, kalau gue dijailin atau diolok-olokin sama temen gank mereka dia hanya diam saja. Namanya Roro (nama asli). Sama dia sampe sekarang gue tetap bersahabat. Gara-gara kelakuan gank bangkong itu, gue jadi suka mainnya sama cewek. Karena beda, gue lebih nyaman sma cewek-cewek karena mereka gak ngejailin gue. Pokoknya kehidupan sekolah gue berubah drastis, dulu waktu di SD gue mainnya sama cowok nah loh pindah ke MI gue jadi mainnya sama cewek.
Setiap tahun monoton kehidupan gue tetap seperti itu, rasanya gue ingin melawan tapi apa daya mereka banyak sementara gue cuma berenam cowoknya pun cuma 2 dan sisanya cewek. O iya satu lagi temen gue cowok nasibnya munkin sama kaya gue, namanya Ivan (nama asli) sampai kelas 6 pun hidup gue terus begitu. Tapi satu orang yang berjasa waktu itu, yaitu roro. Meski dia adalah anggota gank bangkong, tapi dia baik sama gue, gue suka main bareng sama dia. Pokoknya dia menjadi teman laki-laki gue kedua setelah Ivan. ada juga teman laki-laki gue satu lagi, namanya Hendar. tapi dia sekolahnya di SD gue dulu, dulu waktu gue masih di SD gue slalu berangkat dan pulang bareng sama dia.
Di sisi lain, kalau gue liburan suka ke bandung, ke rumah nenek dari ayah gue. Kan gue tinggal dikampung, gue tinggal dirumah nenek dari mamah gue. Setiap liburan ke bandung juga gue tetap jadi sarangnya BULLY, semua keluarga besar ayah gue kumpul disana. Guelah yang menjadi bahan obrolan mereka, gue dikata-katain oleh semua keluarga termasuk kakak gue, ayah gue juga diam saja kalau gue sedang dibully oleh semua keluarga. Cuma nenek gue aja dulu yang gue anggap baik, karena dialah yang diam. Dimalam yang ramai tapi malah membuat gue gak nyaman karena olok-olok dari mereka. Gue dikatain bencong, kampungan dan segala macam yang bikin gue gak betah disana. Sepertinya gue produk gagal dari keturunan mereka, gue gak merasa ada kasih sayang dari keluarga gue disana. Padahal mereka keluarga gue, tapi entah mengapa mereka menertawakan kekukarngan gue. Harusnya, mereka bisa menjadi penguat gue, bukannya nambah-nambah beban gue.
Gue sadar, kenapa gue jadi olokan, jadi bahan hinaan mereka semua. Mereka bilang gue bencong. Padahal siapa yang mau jadi bencong? kalau gue bisa milih gue pengen jadi laki-laki seperti Ade ray supaya gue bisa melawan kalian semua. Gue gak menikmati hidup seperti ini, gue adalah laki-laki itu yang ada dalam otak gue. Tetapi mereka semua berbeda anggapan sama gue, munkin karena tingkah kemayu gue! Tapi gue sendiri gak tahu kenapa gue begitu? Tuhan yang nakdirin gue sperti ini, kadang gue juga slalu bertanya pada Tuhan, kenapa hidup gue begini? kenapa! apa salah gue. Padahal dulu waktu gue SD gue gak nakal, gue slalu sholat. Kenapa TUHAN??? gue slalu bilang begitu saat mereka mendzalimi gue. Tak ada tempat berlindung, keluarga, ayah, kakak gue sama saja. Tapi Ibu, iya Ibu adalah tempat berlindung gue. Ibu yang memberikan pelukannya saat gue menangis akibat kelakuan semua orang yang mengjhinaku. Ibu menjadi satu-satunya orang yang bisa menerima gue apa adanya.
Waktu SMP & SMK
Waktu SMP juga gue sama, slalu mendengar orang menghina gue. Waktu itu gue bisa lebih tegar gak segondok dulu waktu masa MI. Tapi kelamaan gue tetap aja gondok. Gue bosan dihina begitu. Gue sudah SMP, gue gak polos lagi dan gue mulai bisa berfikir. Bagaimana caranya supaya gue enggak jadi bahan olokan terus. Gue ingat kat-kata Hendar dulu, jadi gaul sama anak-anak yang nakal tapi jangan terbawa-bawa nakal, supaya gue kelihatan gak kemayu. Dan dari mulai kelas 3 SMP gue menerapkan kata-kata itu. Tapi gue mau gaul sama siapa, orang anak-anak nakal itu orang yang suka menghina gue. Gue udah terlanjur benci sama mereka. Ahh gue cuma ikutin kelakuan mereka, gue mulai belajar merokok tapi sayang kagk bisa-bia.
Prinsip dari hendar akhirnya berhasil waktu gue SMK, waktu SMK gue mencari anak-anak yang nakal. Dan mulai mempelajari semua yang berbau nakal. Gue mulai bisa merokok dan gue mulai mengenal Minuman keras. Rasanya nikmat sekali kehidupan gue saat itu, dalam otak gue cuma gak mau dihina lagi. Munkin ini jalan buat gue supaya gue gak dibully lagi. Kenakalan gue semakin menjadi-jadi saat PKL kelas II SMK. karena gue ngekost di Kota tasik. Dan disana gue ngerasa bebas, merokok sesuka hati gue, gue jadi tahu tentang kehidupan malam.
Jaman SMK memang puncaknya kenakalan gue apalagi saat menginjak kelas 3, gue lebih sering minum Minuman keras. Tapi semenjak kehidupan begitu, hidup gue nyaman dan gue bisa tegar ada sedikit omongan gue bisa sabar dan tegar. Gue gak pernah menganggap omongan yang negatif gue cuma jadikan omongan itu jadi motivasi buat gue....
Bersambung
Gue waktu kecil...
waktu SD memang gue adalah korban bully abis-abisan. Sebelumnya gue sekolah di SD Margal*yu. Disana gue betah, punya teman baik semuanya dan guru juga sama baiknya. Tapi entah kenapa! munkin ini salah satu kesalahan terbesar dalam hidup gue. Gue memutuskan untuk pindah ke MI (Madrasah Ibtidaiyah) karena faktor apa gue juga lupa, oh iya gue kan orangnya kebluk banget kalau tidur. Jarak gue ke SD lumayan jauh, gue harus menempuh 2x tanjakan. Setiap hari gue kesiangan, solusi buat gue saat itu ya gue pindah ke MI, karena jaraknya sangat dekat, ada didepan rumah gue. Banyak sekali yang menyayangkan keputusan gue, Mulai dari Orang tua, Kakak, Guru SD, dan teman-teman SD pun semua menyesali keputusan gue. Sementara mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena gue kekeuh untuk pindah. Ternyata mereka semua benar, gue salah telah pindah. Tahun pertama gue di MI, disitu gue jadi korban bully, setiap hari gue dipalak. karena dikelas itu ada premannya, maksudnya ketua gank. Hampir semua anak laki-laki jadi anak buahnya. Tiap mau istirahat gue slalu dipalak 100 perak atau 200 perak, dulu uang segitu bisa buat jajan. Kalau gue gak ngasih mereka marah-marah tapi kalau gue ngasih ya gue jajan apa! Tapi ada salah satu dari anggota Bangkong *ketuagank(nama samaran) yang kelihatannya care sama gue, kalau gue dijailin atau diolok-olokin sama temen gank mereka dia hanya diam saja. Namanya Roro (nama asli). Sama dia sampe sekarang gue tetap bersahabat. Gara-gara kelakuan gank bangkong itu, gue jadi suka mainnya sama cewek. Karena beda, gue lebih nyaman sma cewek-cewek karena mereka gak ngejailin gue. Pokoknya kehidupan sekolah gue berubah drastis, dulu waktu di SD gue mainnya sama cowok nah loh pindah ke MI gue jadi mainnya sama cewek.
Setiap tahun monoton kehidupan gue tetap seperti itu, rasanya gue ingin melawan tapi apa daya mereka banyak sementara gue cuma berenam cowoknya pun cuma 2 dan sisanya cewek. O iya satu lagi temen gue cowok nasibnya munkin sama kaya gue, namanya Ivan (nama asli) sampai kelas 6 pun hidup gue terus begitu. Tapi satu orang yang berjasa waktu itu, yaitu roro. Meski dia adalah anggota gank bangkong, tapi dia baik sama gue, gue suka main bareng sama dia. Pokoknya dia menjadi teman laki-laki gue kedua setelah Ivan. ada juga teman laki-laki gue satu lagi, namanya Hendar. tapi dia sekolahnya di SD gue dulu, dulu waktu gue masih di SD gue slalu berangkat dan pulang bareng sama dia.
Di sisi lain, kalau gue liburan suka ke bandung, ke rumah nenek dari ayah gue. Kan gue tinggal dikampung, gue tinggal dirumah nenek dari mamah gue. Setiap liburan ke bandung juga gue tetap jadi sarangnya BULLY, semua keluarga besar ayah gue kumpul disana. Guelah yang menjadi bahan obrolan mereka, gue dikata-katain oleh semua keluarga termasuk kakak gue, ayah gue juga diam saja kalau gue sedang dibully oleh semua keluarga. Cuma nenek gue aja dulu yang gue anggap baik, karena dialah yang diam. Dimalam yang ramai tapi malah membuat gue gak nyaman karena olok-olok dari mereka. Gue dikatain bencong, kampungan dan segala macam yang bikin gue gak betah disana. Sepertinya gue produk gagal dari keturunan mereka, gue gak merasa ada kasih sayang dari keluarga gue disana. Padahal mereka keluarga gue, tapi entah mengapa mereka menertawakan kekukarngan gue. Harusnya, mereka bisa menjadi penguat gue, bukannya nambah-nambah beban gue.
Gue sadar, kenapa gue jadi olokan, jadi bahan hinaan mereka semua. Mereka bilang gue bencong. Padahal siapa yang mau jadi bencong? kalau gue bisa milih gue pengen jadi laki-laki seperti Ade ray supaya gue bisa melawan kalian semua. Gue gak menikmati hidup seperti ini, gue adalah laki-laki itu yang ada dalam otak gue. Tetapi mereka semua berbeda anggapan sama gue, munkin karena tingkah kemayu gue! Tapi gue sendiri gak tahu kenapa gue begitu? Tuhan yang nakdirin gue sperti ini, kadang gue juga slalu bertanya pada Tuhan, kenapa hidup gue begini? kenapa! apa salah gue. Padahal dulu waktu gue SD gue gak nakal, gue slalu sholat. Kenapa TUHAN??? gue slalu bilang begitu saat mereka mendzalimi gue. Tak ada tempat berlindung, keluarga, ayah, kakak gue sama saja. Tapi Ibu, iya Ibu adalah tempat berlindung gue. Ibu yang memberikan pelukannya saat gue menangis akibat kelakuan semua orang yang mengjhinaku. Ibu menjadi satu-satunya orang yang bisa menerima gue apa adanya.
Waktu SMP & SMK
Waktu SMP juga gue sama, slalu mendengar orang menghina gue. Waktu itu gue bisa lebih tegar gak segondok dulu waktu masa MI. Tapi kelamaan gue tetap aja gondok. Gue bosan dihina begitu. Gue sudah SMP, gue gak polos lagi dan gue mulai bisa berfikir. Bagaimana caranya supaya gue enggak jadi bahan olokan terus. Gue ingat kat-kata Hendar dulu, jadi gaul sama anak-anak yang nakal tapi jangan terbawa-bawa nakal, supaya gue kelihatan gak kemayu. Dan dari mulai kelas 3 SMP gue menerapkan kata-kata itu. Tapi gue mau gaul sama siapa, orang anak-anak nakal itu orang yang suka menghina gue. Gue udah terlanjur benci sama mereka. Ahh gue cuma ikutin kelakuan mereka, gue mulai belajar merokok tapi sayang kagk bisa-bia.
Prinsip dari hendar akhirnya berhasil waktu gue SMK, waktu SMK gue mencari anak-anak yang nakal. Dan mulai mempelajari semua yang berbau nakal. Gue mulai bisa merokok dan gue mulai mengenal Minuman keras. Rasanya nikmat sekali kehidupan gue saat itu, dalam otak gue cuma gak mau dihina lagi. Munkin ini jalan buat gue supaya gue gak dibully lagi. Kenakalan gue semakin menjadi-jadi saat PKL kelas II SMK. karena gue ngekost di Kota tasik. Dan disana gue ngerasa bebas, merokok sesuka hati gue, gue jadi tahu tentang kehidupan malam.
Jaman SMK memang puncaknya kenakalan gue apalagi saat menginjak kelas 3, gue lebih sering minum Minuman keras. Tapi semenjak kehidupan begitu, hidup gue nyaman dan gue bisa tegar ada sedikit omongan gue bisa sabar dan tegar. Gue gak pernah menganggap omongan yang negatif gue cuma jadikan omongan itu jadi motivasi buat gue....
Bersambung